Selasa, 20 Desember 2016

Postingan Bebas (Isolasi Mikroorganisme)


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“ISOLASI MIKROORGANISME”



DISUSUN OLEH :
Ali Mahfudhin (J310150084)




LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2016



PEDAHULUAN

A.                TUJUAN

Memahami dan mengetahui berbagai macam cara isolasi mikroorganisme baik pada agar tegak ,agar miring maupun agar cawan.

B.                TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Mikroorganisme dalam alam hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama (Mulyono, 1992).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Mulyani, 1991).

Untuk menumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media steril sejumlah sel-sel (inokulum) dipindahkan (diinokulasi) ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari biakan (Mulyono, 1992).
     Dalam waktu inokulasi harus dipijarkan di atas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah (Mulyono, 1992).
Bagian jarum yang dipanaskan tidak terbatas pada bagian ujungnya saja tetapi termasuk pula bagian bawahnya (Mulyono, 1992).
Seperti semua bentuk kehidupan lain, mikroba membutuhkan zat-zat hara dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Pertama-tama media harus mangandung senyawa-senyawa hara yang penting untuk pertumbuhan mikroba. Disamping itu media harus juga memberikan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan seperti pH, tekanan osmosis, oksigen dan lain-lain. Pada umumnya semua media untuk pertumbuhan mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu media cair (Broth Media) dan media Padat (Solid Media) (Mulyani, 1991).
Suatu cara yang mudah dan umum dilakukan untuk membuat media padat adalah dengan cara menambahkan suatu zat pemadat pada medium cair, yang kemudian akan memadat bila telah dingin (Mulyani.1991).
  Sifat-sifat umum suatu koloni
a.              Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
b.              Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada tepi yang rata, ada tepinya yang tidak rata.
c.              Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata  saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul, yaitu menjulung tebal diatas permukaan medium.
d.              Halus-kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaanya halus saja, ada yang permukaanya kasar tidak rata.
e.               Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaanya mengkilat, ada yang permukaanya suram.
f.              Warna. Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan tetapi ada juga kolini yang kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau dan ungu.
g.             Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega ada yang keras dan kering (Dwidjoseputro, 2005).
          Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988).
Mikroorganisme apathogen (misal Escherichia coli) maupun pathogen sering dijumpai di perairan terbuka (sungai) yang digunakan secara umum oleh masyarakat. Di banyak tempat PDAM mengandalkan air sungai sebagai sumber bahan baku air minum.(Esapmsi, 2012)
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Untuk meumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media steril sejumlah sel-sel (inokulum) dipindahkan (diinokulasi) kedalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari biakan. Pada waktu inokulasi, jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api  segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah (Sutedjo, 1997).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Mulyani, 1991).

          Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
          Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological (Hadioetomo, 1993).






C.    ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
1.      Jarum ose
2.      Bunsen
3.      Tabung reaksi
4.      Korek
5.      Botol semprot
b.         Bahan
1.        Daging sapi
2.        Tanah
3.        Air tape
4.        Susu basi
5.        Alkohol
6.        Aquades
7.        Media agar ( NA, PDA atau PCA )

D.    CARA KERJA
                               I.            Isolasi pada agar tegak
Metode : tusuk
1.      Disterilkan tangan dan meja
2.      Dengan ose lurus diambil 1 ose sampel
3.      Dengan ose yang sudah mengandung sampel pada agar tegak sampai hampir dasar agak
4.      Dilakukan didekat buncen
5.      Diinkubasi biakan pada suhu 37° selama 1 X 24 jam

                              II.          Isolasi pada agar miring
Metode : gores
1.        Disterilkan tangan dan meja
2.        Dengan ose lurus diambil 1 ose sampel
3.        Ditusukan ose yang sudah mengandung sampel pada lereng agar miring
4.        Dilakukan didekat buncen
5.        Diinkubasi biakan pada suhu 37° selama 1 x 24 jam

                           III.          Isolasi pada agar cawan
Metode : pour  plate
1.        Disterilkan meja dan tangan
2.        Diambil 1 ml sampel cair ( untuk sampel padat diambil 1 gr dan diencerkan terlebih dahulu ) dan dimasukan ke cawan petri kosong yang sudah steril
3.        Dituangkan agar cair dalam kondisi hangat (50°C) ke cawan petri
4.        Dihomogenkan dengan cara memutar cawan petri membentuk angka 8, ke kanan dan ke kiri atau kedepan dan ke belakang
5.        Ditunggu sampai padat
6.        Dilakukan didekat buncen
7.        Diinkubasi biakan pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam

Metode : streak plate
1.    Disterilkan tangan dan meja
2.    Diambil agar cawan yang sudah padat dan steril
3.    Diambil 1 ose sampel
4.    Digorekan di atas agar seccara zig zag
5.    Dilakukan didekat puncen
6.    Diinkubasi biakan pada suhu 37° C selama 1 X 24 jam

                           IV.          Perlakuan untuk ampel padat
1.    Disterilkan tangan dan meja
2.    Diambil 1 gr sampel padat (tanah ,roti kering , dll)
3.    Diencerkan dengan 9 ml aquadet steril dalam tabung reaksi
4.    Dihomogenkan dengan vortex


Secara skema cara kerja di atas apat digambarkan ebagai berikut :

                                                       I.            Isolasi pada agar tegak

Diambil 1 ose sampel
 



Ditusukan ose ke media agar tegak
 



Diinkubasi pada suhu 37° selama 1 X 24 jam


                                                    II.            Isolasi pada agar miring

Diambil 1 ose sampel
 



Digoreskan pada lereng media agar miring
 



Diinkubasi pada suhu 37° selama 1 X 24 jam




                                                 III.            Isolasi pada agar cawan

Diambil cawan petri steril
 



Dituangkan ke cawan petri

Diambil agar cair steril dalam tabung reaksi

Dituangkan ke cawan petri (yang sudah berisi sampel)
 


Dihomogenkan (diputar membentuk angka 8 , kanan kiri atau depan   belakang)

Ditunggu sampai padat

Diinkubasi pada suhu 37° selama 1 X 24 jam


                                                 IV.            Metode :  streak plate
Diambil agar cawan padat yang sudah steril

Diambil 1 ose sampel

Digoreskan pada media agar cawan secara zig zag

Diinkubasi pada suhu 37° selama 1 X 24 jam




E.     HASIL PENGAMATAN

I.                   Hasil Isolasi dari mikroorganisme (Agar Tegak dan Miring )
Sampel Air Kran Lab Mikrobiologi
No
Metode
Bentuk
Gambar
1.
Isolasi Pada Agar Miring
( gores)
Rhizoid








2.
Isolasi Pada Agar Tegak
( tusuk)
Papilgate










Hasil Isolasi kelompok 1-5

No
Kelompok
Metode
Bentuk
1
1
Isolasi Pada Agar Miring
( gores)


Spreading
2
1
Isolasi Pada Agar Tegak
( tusuk)
Papilliate
3

2
Isolasi Pada Agar Miring
( gores)

Filiform
4
2
Isolasi Pada Agar Tegak
( tusuk)

Tidak Jadi
5
3
Isolasi Pada Agar Miring
( gores)

Echinulate
6
3
Isolasi Pada Agar Tegak
( tusuk)

Spreading
7
4
Isolasi Pada Agar Miring
( gores)

Papiliate
8
4
Isolasi Pada Agar Tegak
( tusuk)

Spreading
9
5
Isolasi Pada Agar Miring
( gores)

Papiliate
11
5
Isolasi Pada Agar Tegak
( tusuk)

Effuse


II.                Hasil Isolasi mikroorganisme ( Metode Pour Plate)
No
Kategori
Metode Pour Plate
Gambar
1.
Bentuk
Circular
2.
Elevasi
Flat
3.
Permukaan
Halus mengkilap
4.
Margins
Entire

Hasil Pengamatan kelompok 1-5
Kelompok
Katagori
Metode pour plate
Metode steak plate
1
Bentuk
Circular
Circular

Elevasi
Raissed
Umbonate

Permukaan
Kasar
Halus mengkilap

Margins
Undulate
Serrate
2
Bentuk
Circular
Circular

Elevasi
Raissed
Raised

Permukaan
Kasar
Halus mengkilap

Margins
Undulate
enuro
3
Bentuk
Irregular
Filamentos

Elevasi
Umbonate
Umbonate

Permukaan
Halus mengkilap
Kasar

Margins
Lobate
Entire
4
Bentuk
Circular


Elevasi
Flat


Permukaan
Mengkilap halus


Margins
Entire

5
Bentuk
Circular
Irreguler

Elevasi
Flat
Flat

Permukaan
Mengkilap halus
Mengkilap halus

Margins
Lobate
Serrate

Gambar isolasi mikroorganisme steak plate




F.       PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kelompok kami membahas atau meneliti mikroorganisme pada air kran yang ada di dalam laboratorium mikrobiologi. Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun .
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dan lain-lain. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani,2002). Dalam praktikum ini, kami menggunakan beberapa metode yaitu metode tusuk  pada isolasi agar tegak, metode gores pada isolasi agar miring, metode streak plate dan pour plate.
Metode pour plate, isolasi agar tegak dan miring  menggunakan medium NA. Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa jenis bakteri
Dalam metode tusuk pada isolasi agar tegak, digunakan ose lurus yang sebelumnya disterilkan dan dipanaskan dengan bunsen dan ose digunakan untuk membentuk menusuk media agar yang sudah mengandung sampel sampai hampir ke dasar agar. Hasil yang didapatkan ialah ditemukan Echinulate. Sedangkan dalam metode gores pada isolasi agar mirng digunakan ose yang lurus. Ose digerakkan zig-zag pada permukaan agar miring.  Hasil yang didapatkan ialah ditemukan Streaking.
Metode pour plate terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni. Hasil yang didapatkan ialah Pada pour plate ,bentuknya irregular, elevasi Flat, margin Undulate, dengan permukaan berkerut.

Isolasi mikroba dengan metode streak plate atau penggoresan dilakukan untuk menghasilkan koloni bakteri yang terpisah dari suspensi sel yang pekat. Metode gores atau streak plate dilakukan dengan cara ujung kawat inokulasi yang membawa mikroba digoreskan dengan bentuk zigzag pada permukaan media dalam cawan petri. Cara penggoresan dapat dilakukan dengan cara ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan Petri sampai meliputi seluruh permukaan. Hasil yang didapatkan ialah ditemukan bentuk Circular, elevasi Raised, margin Entire, dengan permukaan halus mengkilap
Kendala yang kami hadapi adalah hasil dari metode streak plate, dimana hasil goresannya tidak sempurna, sehingga mikroorganisme yang tumbuh hanya sebagian saja dan tidak membentuk zig-zag. Kemudian untuk metode agar miring, kendalanya adalah kesalahan dalam menggores, sehingga hasilnya mikroorganisme dalam agar miring tumbuh agak ke dalam.

G.      KESIMPULAN

Tekhnik isolasi memiliki beberapa macam, yakni dengan metode agar tegak, metode agar miring, metode streak plate juga metode pour plate. Pada NA miring ditemukan Rhizoid, pada NA tegak ditemukan Papilgate. Pada pour plate, bentuknya circular, elevasi Flat, margin entire, dengan permukaan halus mengkilap.


H.      DAFTAR PUSTAKA

Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford.       NewYork.
Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia : Jakarta
http://inasholihah2006-laporan-praktikumgizi.blogspot.co.id/2014/08/laporan-praktikum-isolasi-mikroorganisme.html
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.