LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“ISOLASI MIKROORGANISME”
DISUSUN
OLEH :
Ali
Mahfudhin (J310150084)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2016
PEDAHULUAN
A.
TUJUAN
Memahami dan mengetahui berbagai
macam cara isolasi mikroorganisme baik pada agar tegak ,agar miring maupun agar
cawan.
B.
TINJAUAN
PUSTAKA
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat
sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang
terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan
murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam
mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya
terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama
lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis
Persyaratan utama
bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya
kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber
bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai
contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah
atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan
sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams,
2000).
Mikroorganisme dalam alam hampir selalu dalam keadaan
tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau
walaupun jenisnya sedikit sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan
sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama (Mulyono, 1992).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
bermacam -macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Mulyani, 1991).
Untuk menumbuhkan suatu biakan bakteri
dalam media steril sejumlah sel-sel (inokulum) dipindahkan (diinokulasi) ke
dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari biakan
(Mulyono, 1992).
Dalam waktu inokulasi harus dipijarkan di atas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini
menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat
pemindah (Mulyono, 1992).
Bagian jarum
yang dipanaskan tidak terbatas pada bagian ujungnya saja tetapi termasuk pula
bagian bawahnya (Mulyono, 1992).
Seperti
semua bentuk kehidupan lain, mikroba membutuhkan zat-zat hara dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Pertama-tama media harus mangandung senyawa-senyawa hara
yang penting untuk pertumbuhan mikroba. Disamping itu media harus juga
memberikan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan seperti pH, tekanan osmosis,
oksigen dan lain-lain. Pada
umumnya semua media untuk pertumbuhan mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu
media cair (Broth Media) dan media Padat (Solid Media) (Mulyani, 1991).
Suatu cara
yang mudah dan umum dilakukan untuk membuat media padat adalah dengan cara
menambahkan suatu zat pemadat pada medium cair, yang kemudian akan memadat bila
telah dingin (Mulyani.1991).
Sifat-sifat umum suatu koloni
a.
Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa suatu titik,
ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
b.
Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang
memanjang, ada tepi yang
rata, ada tepinya yang tidak rata.
c.
Kenaikan permukaan. Ada koloni yang
rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul, yaitu menjulung
tebal diatas permukaan medium.
d.
Halus-kasarnya
permukaan. Ada koloni yang permukaanya halus saja, ada yang permukaanya kasar
tidak rata.
e.
Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaanya
mengkilat, ada yang permukaanya suram.
f.
Warna. Kebanyakan koloni bakteri itu
berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan tetapi ada juga kolini yang
kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau dan ungu.
g.
Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega ada
yang keras dan kering (Dwidjoseputro, 2005).
Air merupakan komponen esensial bagi
kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang
membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat
kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988).
Mikroorganisme
apathogen (misal Escherichia coli) maupun pathogen sering dijumpai di perairan
terbuka (sungai) yang digunakan secara umum oleh masyarakat. Di banyak tempat
PDAM mengandalkan air sungai sebagai sumber bahan baku air minum.(Esapmsi,
2012)
Mikroorganisme
dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan
pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri,
khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini
sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap
penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal
ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk
menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten
terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk
bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Pemindahan
bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah
inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus
mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium
dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari
terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan
sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni
(Dwidjoseputro, 1990).
Untuk
meumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media steril sejumlah sel-sel (inokulum)
dipindahkan (diinokulasi) kedalam media dengan perlakuan khusus untuk
mempertahankan kemurnian dari biakan. Pada waktu inokulasi, jarum yang digunakan
untuk memindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan
pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada pada
permukaan jarum atau alat pemindah (Sutedjo, 1997).
Prinsip dari
isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain yang
berasal dari campuran bermacam -macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena
dalam padat sel-sel mikroba
akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Mulyani, 1991).
Mikroorganisme yang ingin kita
tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya
kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air
sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air
dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat
dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,
1993).
Memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin
kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika)
agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
C.
ALAT
DAN BAHAN
a. Alat
1. Jarum
ose
2. Bunsen
3. Tabung
reaksi
4. Korek
5. Botol
semprot
b.
Bahan
1.
Daging sapi
2.
Tanah
3.
Air tape
4.
Susu basi
5.
Alkohol
6.
Aquades
7.
Media agar ( NA, PDA
atau PCA )
D.
CARA
KERJA
I.
Isolasi
pada agar tegak
Metode
: tusuk
1. Disterilkan
tangan dan meja
2. Dengan
ose lurus diambil 1 ose sampel
3. Dengan
ose yang sudah mengandung sampel pada agar tegak sampai hampir dasar agak
4. Dilakukan
didekat buncen
5. Diinkubasi
biakan pada suhu 37° selama 1 X 24 jam
II.
Isolasi
pada agar miring
Metode : gores
1.
Disterilkan tangan dan
meja
2.
Dengan ose lurus
diambil 1 ose sampel
3.
Ditusukan ose yang
sudah mengandung sampel pada lereng agar miring
4.
Dilakukan didekat
buncen
5.
Diinkubasi biakan pada
suhu 37° selama 1 x 24 jam
III.
Isolasi
pada agar cawan
Metode
: pour plate
1.
Disterilkan meja dan
tangan
2.
Diambil 1 ml sampel
cair ( untuk sampel padat diambil 1 gr dan diencerkan terlebih dahulu ) dan
dimasukan ke cawan petri kosong yang sudah steril
3.
Dituangkan agar cair
dalam kondisi hangat (50°C) ke cawan petri
4.
Dihomogenkan dengan
cara memutar cawan petri membentuk angka 8, ke kanan dan ke kiri atau kedepan
dan ke belakang
5.
Ditunggu sampai padat
6.
Dilakukan didekat
buncen
7.
Diinkubasi biakan pada
suhu 37°C selama 1 x 24 jam
Metode
: streak plate
1. Disterilkan
tangan dan meja
2. Diambil
agar cawan yang sudah padat dan steril
3. Diambil
1 ose sampel
4. Digorekan
di atas agar seccara zig zag
5. Dilakukan
didekat puncen
6. Diinkubasi
biakan pada suhu 37° C selama 1 X 24 jam
IV.
Perlakuan
untuk ampel padat
1. Disterilkan
tangan dan meja
2. Diambil
1 gr sampel padat (tanah ,roti kering , dll)
3. Diencerkan
dengan 9 ml aquadet steril dalam tabung reaksi
4. Dihomogenkan
dengan vortex
Secara
skema cara kerja di atas apat digambarkan ebagai berikut :
I.
Isolasi
pada agar tegak
Diambil
1 ose sampel
Ditusukan
ose ke media agar tegak
Diinkubasi
pada suhu 37° selama 1 X 24 jam
II.
Isolasi
pada agar miring
Diambil
1 ose sampel
Digoreskan
pada lereng media agar miring
Diinkubasi
pada suhu 37° selama 1 X 24 jam
III.
Isolasi
pada agar cawan
Diambil
cawan petri steril
Dituangkan
ke cawan petri (yang sudah berisi sampel)
Diinkubasi
pada suhu 37° selama 1 X 24 jam
IV.
Metode
: streak plate
Diinkubasi
pada suhu 37° selama 1 X 24 jam
E.
HASIL
PENGAMATAN
I.
Hasil Isolasi dari
mikroorganisme (Agar Tegak dan Miring )
Sampel
Air Kran Lab Mikrobiologi
No
|
Metode
|
Bentuk
|
Gambar
|
1.
|
Isolasi
Pada Agar Miring
(
gores)
|
Rhizoid
|
|
2.
|
Isolasi
Pada Agar Tegak
(
tusuk)
|
Papilgate
|
|
Hasil
Isolasi kelompok 1-5
No
|
Kelompok
|
Metode
|
Bentuk
|
1
|
1
|
Isolasi
Pada Agar Miring
(
gores)
|
Spreading
|
2
|
1
|
Isolasi
Pada Agar Tegak
(
tusuk)
|
Papilliate
|
3
|
2
|
Isolasi
Pada Agar Miring
(
gores)
|
Filiform
|
4
|
2
|
Isolasi
Pada Agar Tegak
(
tusuk)
|
Tidak
Jadi
|
5
|
3
|
Isolasi
Pada Agar Miring
(
gores)
|
Echinulate
|
6
|
3
|
Isolasi
Pada Agar Tegak
(
tusuk)
|
Spreading
|
7
|
4
|
Isolasi
Pada Agar Miring
(
gores)
|
Papiliate
|
8
|
4
|
Isolasi
Pada Agar Tegak
(
tusuk)
|
Spreading
|
9
|
5
|
Isolasi
Pada Agar Miring
(
gores)
|
Papiliate
|
11
|
5
|
Isolasi
Pada Agar Tegak
(
tusuk)
|
Effuse
|
II.
Hasil Isolasi mikroorganisme
( Metode Pour Plate)
No
|
Kategori
|
Metode
Pour Plate
|
Gambar
|
1.
|
Bentuk
|
Circular
|
|
2.
|
Elevasi
|
Flat
|
|
3.
|
Permukaan
|
Halus
mengkilap
|
|
4.
|
Margins
|
Entire
|
Hasil Pengamatan
kelompok 1-5
Kelompok
|
Katagori
|
Metode pour
plate
|
Metode steak
plate
|
1
|
Bentuk
|
Circular
|
Circular
|
|
Elevasi
|
Raissed
|
Umbonate
|
|
Permukaan
|
Kasar
|
Halus
mengkilap
|
|
Margins
|
Undulate
|
Serrate
|
2
|
Bentuk
|
Circular
|
Circular
|
|
Elevasi
|
Raissed
|
Raised
|
|
Permukaan
|
Kasar
|
Halus
mengkilap
|
|
Margins
|
Undulate
|
enuro
|
3
|
Bentuk
|
Irregular
|
Filamentos
|
|
Elevasi
|
Umbonate
|
Umbonate
|
|
Permukaan
|
Halus
mengkilap
|
Kasar
|
|
Margins
|
Lobate
|
Entire
|
4
|
Bentuk
|
Circular
|
|
|
Elevasi
|
Flat
|
|
|
Permukaan
|
Mengkilap
halus
|
|
|
Margins
|
Entire
|
|
5
|
Bentuk
|
Circular
|
Irreguler
|
|
Elevasi
|
Flat
|
Flat
|
|
Permukaan
|
Mengkilap
halus
|
Mengkilap
halus
|
|
Margins
|
Lobate
|
Serrate
|
Gambar isolasi
mikroorganisme steak plate
F.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kelompok
kami membahas atau meneliti mikroorganisme pada air kran yang ada di dalam
laboratorium mikrobiologi. Air
merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga
merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun .
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk
menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat
diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan,
tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur,
kapang dan lain-lain. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam
sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan
diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA
mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu
antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi
holokarbon (Ani,2002). Dalam praktikum ini, kami menggunakan beberapa metode
yaitu metode tusuk pada isolasi agar
tegak, metode gores pada isolasi agar miring, metode streak plate dan pour plate.
Metode pour
plate, isolasi agar tegak dan miring
menggunakan medium NA. Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau
bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. NA
digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa
jenis bakteri
Dalam metode tusuk pada isolasi agar tegak, digunakan
ose lurus yang sebelumnya disterilkan dan dipanaskan dengan bunsen dan ose
digunakan untuk membentuk menusuk media agar yang sudah mengandung sampel
sampai hampir ke dasar agar. Hasil yang didapatkan ialah ditemukan Echinulate.
Sedangkan dalam metode gores pada isolasi agar mirng digunakan ose yang lurus.
Ose digerakkan zig-zag pada permukaan agar miring. Hasil yang didapatkan ialah ditemukan
Streaking.
Metode pour plate terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam
tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c.
isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian
ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni
terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan
bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni
yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari
satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan
kedua digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi
untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni. Hasil yang
didapatkan ialah Pada pour plate ,bentuknya irregular, elevasi Flat, margin
Undulate, dengan permukaan berkerut.
Isolasi mikroba dengan metode streak plate atau
penggoresan dilakukan untuk menghasilkan koloni bakteri yang terpisah dari
suspensi sel yang pekat. Metode gores atau streak plate dilakukan
dengan cara ujung kawat inokulasi yang membawa mikroba digoreskan dengan bentuk
zigzag pada permukaan media dalam cawan petri. Cara penggoresan dapat
dilakukan dengan cara ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri
digesekkan atau digoreskan dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam
cawan Petri sampai meliputi seluruh permukaan. Hasil yang didapatkan ialah
ditemukan bentuk Circular, elevasi Raised, margin Entire, dengan permukaan
halus mengkilap
Kendala yang kami hadapi adalah hasil dari metode
streak plate, dimana hasil goresannya tidak sempurna, sehingga mikroorganisme
yang tumbuh hanya sebagian saja dan tidak membentuk zig-zag. Kemudian untuk
metode agar miring, kendalanya adalah kesalahan dalam menggores, sehingga
hasilnya mikroorganisme dalam agar miring tumbuh agak ke dalam.
G.
KESIMPULAN
Tekhnik
isolasi memiliki beberapa macam, yakni dengan metode agar tegak, metode agar
miring, metode streak plate juga metode pour plate. Pada NA miring ditemukan
Rhizoid, pada NA tegak ditemukan Papilgate. Pada pour plate, bentuknya
circular, elevasi Flat, margin entire, dengan permukaan halus mengkilap.
H.
DAFTAR
PUSTAKA
Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of
Surrey. Guildford. NewYork.
Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi.
Jakarta : Djambatan.
Hadioetomo, R.
S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia : Jakarta
http://inasholihah2006-laporan-praktikumgizi.blogspot.co.id/2014/08/laporan-praktikum-isolasi-mikroorganisme.html
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga
: Jakarta.
Waluyo, L.
2004. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar